Museum Prabu Siliwangi
MUSEUM PRABU SILIWANGI – KOTA SUKABUMI
Museum Prabu Siliwangi didirikan oleh KH Muhammad Fajar Laksana yang merupakan keturunan ke 17 dari Prabu Siliwangi. Benda-benda di Museum Prabu Siliwangi hampir 70% adalah Warisan dari Keluarga Besar Rd. Sumawinata yang bersifat umum sebagai Kakek dari Pendiri Museum yang merupakan keturunan ke 15 dari Prabu Siliwangi dimana Silsilah Keturunannya tercatat secara rapi di Museum dan dibuktikan juga oleh Ijazah Sekolah Desa Tahun 1910.
Museum Prabu Siliwangi diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Bapak Ahmad Heryawan pada tanggal 04 Mei 2011 bersamaan dengan peresmian Kawasan Qoryah Thoyyibah Mubarokah Wisata Pendidikan Islam Pesantren Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi. Kemudian pada tanggal 20 Januari 2015 resmi menjadi anggota Asosiasi Museum Indonesia ke 175 dan selanjutnya pada tanggal 05 Februari 2019 diresmikannya Yayasan Museum Prabu Siliwangi (YAMUSPRASI) oleh Gubernur Jawa Barat Bapak H. M. Ridwan Kamil ST.M.U.D.
Selanjutnya, Tokoh Arkeologi dari UNPAD Bapak Dr. Tony Djubiantoro., D.E.A dalam seminar Arkeologi tanggal 16 November 2016 di Sukabumi. Setelah melakukan peninjauan dan kajian singkat serta seminar Arkeologi di Museum Prabu Siliwangi yang kemudian menyampaikan pendapat Ilmiahnya bahwa sebanyak 60% benda-benda di Museum Prabu Siliwangi memiliki nilai sejarah dan termasuk Benda Cagar Budaya. Kemudian, Pakar Sejarah Prof. Mansur Surya Negara ketika melaksanakan Seminar Nasional Bedah Buku API SEJARAH menyampaikan bahwa sejarah masuk islamnya Prabu Siliwangi yang ada dalam Kitab Suwasit Museum Prabu Siliwangi didukung oleh Buku Api Sejarah Karya Prof. Mansur Surya Negara di Halaman 148 sampai dengan Halaman 150 bahwa Prabu Siliwangi masuk Islam oleh Syekh Quro karena pernikahannya dengan Nyi. Hj. Subang Larang. Maka, dari Kitab Suwasit yang menyampaikan Sejarah Prabu Siliwangi ini menjadi dasar diberi nama Museum Prabu Siliwangi.
Isi Museum Prabu Siliwangi memiliki dua jenis Warisan Budaya :
- Warisan Budaya Tidak Berwujud
- Warisan Budaya Berwujud atau Benda
Sehingga, Museum Prabu Siliwangi bukan hanya menampilkan wujud warisan budaya benda yang diperlihatkan di Museum saja tapi juga warisan budaya tidak berwujud seperti ilmu pengetahuan dan tradisi budaya yang menjadi icon seni budaya produk wisata dan juga menjadi khazanah ilmu yang dipelajari dan diajarkan di Lembaga Pendidikan Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi yang memiliki Lembaga Pendidikan dari Tingkat PAUD, SD, SMP, SMK, SMA, MA dan Perguruan Tinggi STMIK Al-Fath. Maka, Museum Prabu Siliwangi menjadi pusat pendidikan dan Penelitian yang diaplikasikan dalam Lembaga Pendidikan seperti Kitab Ilmu Pengobatan Herbal, Ramuan Obat Herbal Sunda sebagai warisan ilmu dari tradisi sunda yang kitabnya ada di Museum. Kemudian dipraktekan dalam praktek pengobatan herbal, juga warisan ilmu tauhid dan tasawuf karya Walisongo. Kitabnya disimpan di Museum dan Ilmunya dipelajari di Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi sehingga Museum Prabu Siliwangi menjadi Museum Kehidupan sebagai Pusat Pendidikan, Penelitian, dan Budaya yang terpelihara karena dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
- Warisan Budaya Tidak Berwujud
Warisan Budaya tidak berwujud yang ada di Museum Prabu Siliwangi terdiri dari ;
- Warisan Seni Budaya Tradisi Zaman Padjadjaran yaitu Maen Boles (Bola Leungeun Seuneu) dan Ngagotong Lisung Padjadjaran yang dikenal dengan Lisung Ngamuk. Warisan Seni Budaya tersebut telah meraih juara 1 Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2012, Kemudian Sepuluh penampil terbaik Tingkat Nasional Tahun 2012 di Ternate dan Juara 2 Tingkat Nasional Tahun 2016 di Jakarta dalam Festival Olahraga Tradisional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga. Selanjutnya, Seni Budaya Maen Boles dan Ngagotong Lisung Seni Budaya Padjadjaran yang saat ini sudah menjadi buku yang dipelajari di Sekolah-Sekolah.
- Warisan Budaya Tradisi Ilmu Pengobatan Herbal Budaya Sunda, yang kemudian dikembangkan oleh Pesantren Dzikir Al-Fath Sukabumi menjadi Ethnofarmaka Al-Fath telah mendapat izin STPT Dinas Kesehatan No : 440/01/STPT/DINKES-KSI/III/17-19. Membuka terapi herbal dan Dzikir setiap hari Rabu dan Minggu. Lebih khusus untuk Penyakit Kanker, Tumor, Mion, Kiste, Kelenjar, Jantung, TBC, Paru-Paru, Gula, Kolestrol, Maag, Liver, Amandel, Wasir, Darah Tinggi, Batu Ginjal, Ampedu, Alergi, Setres, dan Depresi.
- Warisan Ilmu Bela Diri Silat Sunda Padjadjaran yang diwariskan dari keluarga Waruka Sakabumi Padjadjaran kepada Museum Prabu Siliwangi kemudian dikembangkan dan dipelahara dengan dibentuknya Paguron Silat PS. Maung Bodas yang telah menjadi anggota IPSI Kota Sukabumi SK.KA.IPSI-KOTASMI No : SKEP028-PC-IPSI-/X/2015.
- Kitab Kuno Warisan dari Walisongo sebagai warisan budaya tidak berwujud di Museum Prabu Siliwangi. Seperti Kitab Syahadat Sejati, Kitab Martabat Tujuh, yang kemudian dipelihara dan dipelajari di Pesantren Dzikir Al-Fath dalam materi Pelajaran Tauhid dan Tasawuf. Kitab Kuno Sejarah Sunda seperti Kitab Suwasit yang ditulis oleh Rd. Soemawinata yang menjelaskan Sasakala Prabu Siliwangi yang kemudian ditulis ulang dan diterbitkan oleh Pimpinan Museum Prabu Siliwangi menjadi Buku yang berjudul Sasakala Prabu Siliwangi dan sudah diedarkan di Sekolah-Sekolah, juga Kitab Sasakala Kian Santang yang ditulis oleh Mbah Dalem Mangkunagara, ini menjadi bukti bahwa Museum Prabu Siliwangi sudah menjadi Pusat Pendidikan dan Penelitian serta Pusat Budaya.
- Warisan Budaya Benda
Warisan Budaya Benda yang ada di Museum Prabu Siliwangi berjumlah 641 Buah, meliputi ;
- Benda Batu ada 131 Buah
- Benda Batu Tulis ada 40 Buah
- Benda Arca Batu ada 60 Buah
- Batu Perkakas, Batu Pipisan dan Kapak Batu ada 20 Buah
- Benda Biologika, Batu Fosil ada 11 Buah
- Benda Keramik ada 60 Buah
- Benda Keramik Cina Zaman Dinasti ada 60 Buah
- Benda Logam dan Kuningan ada 16 Buah
- Benda Logam dan Kuningan ada 16 Buah
- Benda Senjata dan Pusaka 165 Buah
- Keris ada 65
- Golok ada 17
- Samurai Tentara Jepang ada 12
- Pedang Cina ada 6
- Pedang VOC Belanda ada 6 dan Pistol VOC Belanda ada 2
- Benda Pedang Jawa dari Cirebon ada 4
- Pedang/Pisau Kuno Turkey Kesultanan Ottonom ada 6
- Kujang ada 30
- Tombak Padjadjaran ada 23
- Naskah dan Kitab Kuno 269 Buah
- Kitab al-Qur’an Zaman Sunan Gunung Djati ada 5, abad 14 s.d 18.
- Naskah Kuno dari bahan daluang ada 25 lembar. Tulisan huruf Sunda Kuno dan Arab Bahasa Sunda.
- Naskah Kitab Suwasit ada 23 Lembar dari bahan Kulit Bambu. Tulisan huruf Sunda Kuno (Isi Sasakala Prabu Siliwangi).
- Terjemahan Naskah Kitab Suwasit tulisan Rd. Soemawinata dalam huruf arab sunda 205 lembar.
- Kitab Kuno 1 buku, tulisan Hana Caraka.
- Kitab Syahadat Sajati 1 buku, tulisan Arab Pegon Bahasa Jawa Bahan Daluang.
- Kitab Martabat Tujuh 1 buku, tulisan Arab Pegon Bahasa Jawa Bahan Daluang.
- Kitab Mbah Dalem Mangku Nagara. Tulisan Sunda Kuno dan Arab Pegon Bahasa Sunda (Isi Sasakala Prabu Kian Santang).
- Kitab Sejarah Sultan Ahmed Turkey Kesultanan Ottoman. Tulisan Arab Bahasa Turkey.
- Kitab Injil Barnabas 1 Buku bahan kulit, Tinta Emas, Tulisan Huruf Ibrani.
- Naskah Soekarno ada 5 Lembar.