SMA Internasional Istanbul Al-Fath_ Seribuan pendekar silat memeriahkan festival Silat Syawal yang diselenggarakan di lingkungan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Kota Sukabumi. Mereka berasal dari paguron silat yang ada di Jawa Barat, DKI hingga Banten.
Kegiatan festival itu berlangsung meriah. Tak hanya penampilan pendekar silat, festival juga diramaikan dengan penampilan kebudayaan khas Sunda seperti bola leungeun seuneu (boles), adu lisung hingga atraksi debus. Para penonton sahut-sahutan saat pendekar menampilkan masing-masing aliran pencak silat yang dimilikinya

Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Sukabumi Mohamad Muraz mengatakan, tradisi pencak silat telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2019. Oleh sebab itu, kegiatan ini diselenggarakan untuk ngamumule (melestarikan) budaya

“Silat sebagai warisan budaya Indonesia yang sudah diakui sebagai warisan tak benda oleh dunia melalui Unesco ya jangan sampai hilang. Jangan sampai tidak dilestarikan dan tidak diikuti oleh generasi berikutnya. Saya kira itu yang paling utama,” kata Muraz kepada detikJabar, Minggu (28/4/2024).

“Saya kira sangat unik variasi di Indonesia ini, tadi dipamerkan oleh para sesepuh ada Cikalong, Cimande, ada Tapak Suci dan lain sebagainya. Termasuk tadi yang cukup ngeri debus itu orang Sukabumi, orang Subangjaya. Paguronnya di Kota Sukabumi,” sambungnya.
Salah satu paguron yang masih eksis yaitu Paguron Sang Maung Bodas. Muraz menilai, paguron tersebut tetap bertahan melestarikan bahkan mengembangkan kebudayaan khas Sunda.

“Sejak awal saya ikut mengesahkan pendiriannya, dari IPSI juga banyak membina mengenai seni di sini. Kalau modalnya memang luar biasa, Prof Fajar ini sudah mempunyai aliran sendiri dari leluhurnya. Terutama permainan-permainan bola api, lisung dan itu dikolaborasikan dengan gerakan-gerakan silat,” ujarnya.

Guru Besar Paguron Sang Maung Bodas, Fajar Laksana menambahkan, festival Silat Syawal itu dilakukan dalam rangka silaturahmi para pesilat yang ada di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Seribuan pendekar yang hadir berasal dari 60 paguran pencak silat.

“Kita mengumpulkan jawara silat, pendekar silat dari mulai Jawa Barat, Banten, dan DKI untuk menampilkan aliran masing-masing aliran mereka, supaya kita juga bisa belajar sambil kita bersilaturahmi,” kata Fajar.

Dia mengatakan, silaturahmi itu juga menjadi ajang pengenalan pencak silat sebagai cabang olahraga yang diperlombakan. Dalam waktu dekat, kata dia, Sukabumi akan mengirimkan atlet pencak silat terbaiknya untuk kejuaraan nasional hingga internasional.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Butuh Informasi ? Hubungi Kami !